Jumat, 16 Maret 2018

MATA NAJWA (SIAPA BERANI JADI PRESIDEN)

Muncul nama-nama baru dalam bursa calon presiden, mencari nama di luar Jokowi dan Prabowo. meskipun saat ini baru Jokowi yang resmi nyatakan akan berlaga lagi. Sejumlah tokoh menilai bahwa situasi politik masih cair dan memberanikan diri masuk dalam bursa calon presiden.

Salah satunya Rizal Ramli. Ia sudah tiga kali mencalonkan diri jadi Presiden. Tiga kali "nyapres" apa sebenarnya yang mendorong mantan Menko Kemaritiman ini maju?

"Saya ingin mewujudkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 10 persen!" kata Rizal Ramli. "Indonesia ini banyak tikusnya, harus dikepret."

Menurut Rustika Herlambang, Direktur Komunikasi Indonesia Indicator, ada 26 ribu twit dalam 3 bulan terakhir yang mendukung Rizal di media sosial. Namun, Rizal harus dapat meningkatkan lagi sentimen netizen yang ia miliki.

Rizal Ramli tak menjawab blak-blakan soal modal uang yang ia siapkan untuk maju jadi Presiden, "Cek saja di KPK." Kemudian Mata Najwa menunjukkan LHKPN Rizal yang ternyata dinilai tak memadai, apalagi Rizal Ramli juga tak punya dukungan partai politik.

Mata Najwa menantang Cak Imin, "Berani ga jadi capres?"
Cak Imin menjawab, "Kalau lihat jaket merahnya, Saya berani jadi capres."Jawaban Cak Imin langsung mendapat tanggapan riuh dari penonton di studio."

"Ibarat pulau, baru ada 1 pulau yang ada. Satu-satunya capres yang sudah pasti ialah Pak Jokowi. Pak Prabowo katanya mau deklarasi, tapi sampai saat ini belum. Jadi satu pulau yang pasti ialah Pak Jokowi," kata Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB.

"Apabila rakyat dan negara memanggil, mati pun saya rela. Saat ini saya masih prajurit, tetapi apabila rakyat menghendaki setelah saya pensiun, saya siap!" tegas Mantan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo di meja Mata Najwa.

Mata Najwa bertanya, "Bagaimana cara mengukur rakyat menghendaki itu?"
"Ada beberapa, misalkan alat survei tapi tergantung saya putuskan nanti," ucap Gatot.
"Di media online di tahun 2017, Gatot ialah media darling, ketika menjadi Panglima TNI. Tapi setelah lengser menurun drastis dan di media sosial emosi netizen menanti langkah Pak Gatot selanjutnya, termasuk mendapat label sebagai Jenderal Religius," jelas Rustika Herlambang, Direktur Komunikasi Indonesia IndiKator.

"Jika Prabowo Subianto tidak maju dalam Pemilihan Presiden 2019, ada kemungkinan orang akan pilih Gatot Nurmantyo" inilah hasil survei yang disampaikan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi. "Orang-orang yang memilih Gatot, dulunya di tahun 2014 memilih Prabowo," lanjut Burhanuddin.

Safari mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo jadi sorotan. Namun Gatot membantah telah melakukan manuver politik dengan safari ke pesantren, "Satukan hati untuk Indonesia adalah slogan untuk menyatukan bangsa Indonesia, agar bangsa ini aman."
Lalu mengapa harus safari ke pesantren? 

Direktur Eksekutif Indikator Indonesia Burhanuddin Muhtadi menilai, "Kenapa narasinya soal Islam? Kalau lihat ke belakang kelompok Muslim kehilangan tokoh setelah Gus Dur wafat. Jenderal Gatot masuk di sini. Orang tidak bisa disalahkan jika Jenderal Gatot ingin meningkatkan elektabilitas, karena ia ada di papan tengah, di bawah Jokowi dan Prabowo."



Tidak ada komentar:

Posting Komentar