Salah
satunya Rizal Ramli. Ia sudah tiga kali mencalonkan diri jadi Presiden. Tiga
kali "nyapres" apa sebenarnya yang mendorong mantan Menko Kemaritiman
ini maju?
"Saya
ingin mewujudkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 10 persen!" kata
Rizal Ramli. "Indonesia ini banyak tikusnya, harus dikepret."
Menurut
Rustika Herlambang, Direktur Komunikasi Indonesia Indicator, ada 26 ribu twit
dalam 3 bulan terakhir yang mendukung Rizal di media sosial. Namun, Rizal harus
dapat meningkatkan lagi sentimen netizen yang ia miliki.
Rizal
Ramli tak menjawab blak-blakan soal modal uang yang ia siapkan untuk maju
jadi Presiden, "Cek saja di KPK." Kemudian Mata Najwa menunjukkan
LHKPN Rizal yang ternyata dinilai tak memadai, apalagi Rizal Ramli juga tak
punya dukungan partai politik.
Mata
Najwa menantang Cak Imin, "Berani ga jadi capres?"
Cak
Imin menjawab, "Kalau lihat jaket merahnya, Saya berani jadi capres."Jawaban
Cak Imin langsung mendapat tanggapan riuh dari penonton di studio."
"Ibarat
pulau, baru ada 1 pulau yang ada. Satu-satunya capres yang sudah pasti
ialah Pak Jokowi. Pak Prabowo katanya mau deklarasi, tapi sampai saat ini
belum. Jadi satu pulau yang pasti ialah Pak Jokowi," kata Muhaimin
Iskandar, Ketua Umum PKB.
"Apabila
rakyat dan negara memanggil, mati pun saya rela. Saat ini saya masih prajurit,
tetapi apabila rakyat menghendaki setelah saya pensiun, saya siap!"
tegas Mantan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo di meja Mata Najwa.
Mata
Najwa bertanya, "Bagaimana cara mengukur rakyat menghendaki itu?"
"Ada
beberapa, misalkan alat survei tapi tergantung saya putuskan nanti," ucap
Gatot.
"Di
media online di tahun 2017, Gatot ialah media darling, ketika menjadi Panglima
TNI. Tapi setelah lengser menurun drastis dan di media sosial emosi netizen
menanti langkah Pak Gatot selanjutnya, termasuk mendapat label sebagai Jenderal
Religius," jelas Rustika Herlambang, Direktur Komunikasi Indonesia
IndiKator.
"Jika
Prabowo Subianto tidak maju dalam Pemilihan Presiden 2019, ada
kemungkinan orang akan pilih Gatot Nurmantyo" inilah hasil survei
yang disampaikan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia
Burhanuddin Muhtadi. "Orang-orang yang memilih Gatot, dulunya di
tahun 2014 memilih Prabowo," lanjut Burhanuddin.
Safari
mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo jadi sorotan. Namun Gatot membantah telah
melakukan manuver politik dengan safari ke pesantren, "Satukan hati untuk
Indonesia adalah slogan untuk menyatukan bangsa Indonesia, agar bangsa ini
aman."
Lalu
mengapa harus safari ke pesantren?
Direktur Eksekutif Indikator Indonesia Burhanuddin Muhtadi menilai, "Kenapa narasinya soal Islam? Kalau lihat ke belakang kelompok Muslim kehilangan tokoh setelah Gus Dur wafat. Jenderal Gatot masuk di sini. Orang tidak bisa disalahkan jika Jenderal Gatot ingin meningkatkan elektabilitas, karena ia ada di papan tengah, di bawah Jokowi dan Prabowo."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar