Jumat, 27 April 2018

MATA NAJWA (KARTU POLITIK JOKOWI)


Hubungan Jokowi dengan Prabowo Subianto sempat mesra. Mereka pernah naik kuda dan minum teh bareng. Tapi nampaknya kemesraan itu cepat berlalu. Makin mendekati Pemilu 2019, kemesraan itu makin dingin.

11 April kemarin, Partai Gerindra telah memberikan mandat kepada Prabowo Subianto untuk maju di Pilpres 2019. Mandat ini sekaligus menjadi penanda kuat Jokowi akan kembali lagi bertarung dengan Prabowo Subianto.
“Nggak, biasa-biasa aja,” kata Presiden Jokowi menjawab santai tentang hubungan dengan Prabowo Subianto.

Tapi jawaban ini tidak sesantai ketika Presiden Jokowi merespon isu pesimistis tentang 2030 Indonesia bubar, seperti yang pernah disampaikan Prabowo Subianto. Dalam pidato di hadapan ribuan relawannya, Jokowi menyampaikan dengan berapi-api, bahwa Indonesia harus punya optimisme

Jokowi mengungkap sudah dua kali bertemu dengan elit politik dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Secara blak-blakan dia mengungkapkan pertemuan tersebut terkait dengan pesta demokrasi Pemilu Presiden 2019. “Apa lagi yang diobrolkan kalau bukan politik tentang Pilpres,” kata Presiden Jokowi.

Najwa Shihab menegaskan pertanyaan, "Masih membuka kemungkinan koalisi dengan PKS walaupun PKS membuat gerakan #2019gantipresiden?"
Untuk pertama kalinya Presiden Joko Widodo juga menjelaskan ide berpasangan dengan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

“Boleh saja ada gagasan (koalisi dengan Gerindra-red), ini dalam rangka kebaikan negara ke depan, kenapa tidak?” kata Presiden Jokowi.

Najwa Shihab kembali bertanya apakah peluang berpasangan dengan Prabowo masih terbuka hingga kini?
Kata Presiden Jokowi, "Pendaftaran Pilpres 2019 masih lama. Jadi segala kemungkinan masih terbuka."

Sejumlah tokoh partai politik mulai mengkampanyekan diri untuk menjadi cawapres pendamping Jokowi. Tokoh-tokoh yang mendapatkan elektabilitas menjadi cawapres berdasarkan sejumlah lembaga survei di antaranya Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, M. Romahurmuziy, Gatot Nurmantyo, Agus Harimurti Yudhoyono dan Anies Baswedan. Bagi Presiden Jokowi, tiap tokoh dan partai politik punya hak untuk mendeklarasikan cawapres.

“Partai memiliki kemerdekaan apa pun dalam rangka kepentingan politik mereka. Misalnya, ada yang mendeklarasikan cawapres, kan nggak apa-apa,” kata Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi memperkirakan kampanye negatif akan kembali terjadi pada Pilpres 2019 mendatang. Pada Pilpres 2014 lalu, Jokowi diserang kampanye negatif sebagai PKI, anti Islam dan antek asing.

Baru-baru ini, Presiden Jokowi disandingkan dengan antek asing. Hal ini terkait dengan pengesahan Peraturan Presiden No. 20 tahun 2018 tentang Tenaga Kerja Asing yang dianggap sebagai pintu masuk tenaga kerja dari luar negeri.

Tapi menurut Presiden Jokowi keberadaan TKA merupakan suatu hal yang wajar di tengah globalisasi, meskipun ia tidak menampik terjadi peningkatan TKA di Indonesia dalam kurun waktu 1 tahun terakhir.
“Tenaga kerja kita yang ada di Cina, informasi yang saya terima ada 80 ribu. Juga tak ada masalah. Saya kira ini sebuah kepentingan ekonomi yang mau tidak mau, semua negara menerima seperti itu,” kata Presiden Jokowi.

Untuk pertama kali Presiden Jokowi menjelaskan posisi dirinya dalam kaitan dengan tudingan anti-Islam. Dalam Mata Najwa, Presiden Jokowi menjelaskan hubungannya dengan ulama-ulama.

Sorotan lain, Presiden Jokowi yang banyak tampil dengan gaya anak muda: berjaket jeans, motor gaul sampai olahraga tinju. Penampilan ini menimbulkan banyak spekulasi tentang pesan politik yang ingin disampaikan Presiden Jokowi. Apalagi kemunculan “gaya baru” Presiden Jokowi ini mendekati dengan Pilpres 2019.

Tapi menurut Jokowi, “gaya baru” tersebut sebagai penyegaran di tengah kesibukannya menjalani aktivitas sebagai presiden. “Mosok kita bisa melarang tafsir-tafsir. Bacaan-bacaan seperti itu. Terserah mau dibaca seperti apa,” kata Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi dikritik dengan isu utang pemerintah. Di penghujung 2017, utang pemerintah mencapai  Rp 4.000 triliun. Penambahan utang pemerintah dianggap tidak sejalan dengan laju ekonomi nasional.
Tapi kritik atas utang pemerintah dijawab enteng Presiden Jokowi. Sebab, kata dia, Indonesia masih mendapatkan kepercayaan tinggi dari Rating Agency.

Di sisi lain, Presiden Jokowi justru mempertanyakan kritik atas utang pemerintah. Menurutnya, kritik tersebut lebih banyak muatan politisnya.

“Kalau yang satu ahli ekonomi makro, yang satu politikus (berdebat utang-red). Ya, nggak nyambung. Kalau saya lebih percaya kepada yang mengerti masalah ekonomi makro, ya Bu Sri Mulyani. Track record-nya jelas,” kata Presiden Jokowi.


Selasa, 24 April 2018

The New York Times and Boston Scientific : Two Different Way of Innovating with Information Technology.


(TUGAS UTS)
THE NEW YORK TIMES AND BOSTON SCIENTIFIC: TWO DIFFERENT WAYS OF INNOVATING WITH INFORMATION TECHNOLOGY (STUDI KASUS)

Mata Kuliah :
Sistem Informasi Manajemen

Dosen wali :
Muhammad Tahajjudi Ghifari, S.A.B., M.PSDM


Oleh :
Nama                 : Robbighfirli Hanifan
Nim                    : 15.61201.002238
Kelompok         : 2 (malam)
Semester            : 6 (enam)




PROGAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERDEKA PASURUAN
2018

The New York Times and Boston Scientific : Two Different Way of Innovating with Information Technology.

Almost everybody has a story about how to save the U.S newspaper industry. The only concensus, it could all about disapper. At The New York Times, tough times have elevated ITenabled innovation to the top of agenda.
A research and development group, created in 2006, operates as a shared service across nearly two dozen newspapers, a radio station, and more than 50 Web sites.
“Our role is to accelarate our entry onto new platforms by indentifying opportunities, conceptualizing, and prototyping ideas, “ explains Michael Zimbalist, the company’s vice president of R&D.
Zimbalist’s staff of 12 includes experts in rapid prototyping, specialists in areas like mobile or cloud computing and data miner who probe Web site data for insight into what visitors do. They work within a common framework based on idea generation, development, and diffusion throughtout the business. Recent projects included prototypes for new display ad concepts as well as blackberry applications for boston.com and the expert site About.com. the team’s work is intended to supplement and support innovation takin place within the business unit. For example, the team is prototyping E-Ink, an emerging display technology; some business unit can’t spare the resources to investigate it.
At NYTimes.com the design and product development group of Marc Frons, CTO of Digital Operation, worked with Zimbalist’s team and adobe developers on the Times Reader 2.0 application, the next generation, on-screen reading system it developed on the Adobe AIR platform. Frons further encourages forward on the adobe AIR platform. Frons further encourages forward thinking among his 120-person team with twice annual innovation contests. Winners receive cash, recognition and the resouces to turn their ideas into reality. Typical projects are measured against criteria like revenue potential or journalistic value. R&D projects aren’t. “Since we build software, there’s mo huge capital investment up front,” Frons says, “which allows us to experiment. The emphasis in on rapid development.
” Times Widgets, a widget-making platform, was a contest winner, as was the recently launched Times Wire, a near real time customizable interface for online contest. “We’re trying to solve specific problems and think about where the business is going,” Frons says. Frons is focused on enhancing revenue, cutting cost, and increasing efficiency through process improvements and automation.
The New York Times has launched a cool interactive map the shows the most popular Netflix rentals across 12 U.S metropolitan areas: New York, San Fransisco/Bay Area, Boston, Chicago, Washinton, Los Angeles, Seattle, Minneapolis, Denver, Atlanta, Dallas and Miami. If you’re a Netflix junkie and a closet Twilight fan (and you live in major U.S. city), your rental habits are now on display. To create the map, The New York Times partnered with Netflix. The map is a graphical database of the top 100 most-rented. Netflix film of 2009 laid on top of maps. With it you can graphically film of 2009 laid on top of maps. With it you can graphically explore top 2009 Netflix movies based on three criteria: film that were hated or loved by critics, an alphaberical list, and most rented. For example, select most rented, and when you place the mouse over a zip code, a window pops up showing you what the top Netflix rentals are for that specific region.
Some trends are not surprising: The most popular Netflix movie of 2009 was The Curious Case of Benjamin Button, although Slumdog Millionaire and Twilight were both in the top 10. Milk, the story of San Fransisco and othert city centers, but not so much in suburbs of southern cities (such as Dallas and Atlanta). Mad Men, the 1960s-set drama about advertising execs, was hot at all in Miami.
The map does show some interesting trends: Big block-busters were not as popular in city centers (wanted and Transformers : Reverge of the fallen, barely made a splash in the city center of Manhattan and San Fransisco), although this could be due to the fact that a lot of people see blockbusters in movie theaters. Last Chance Harvey, a romantic comedy staring Dustin Hoffman and Emma Thompson, was enjoyed in wealthier suburbs (such as Scarsdale), but not in city centers (such as Manhattan). Tyler Perry’s movies (Tyler Perry’s Madea Goes to fail and Tyler Perry’s the Family that Preys) were popular in predominantly black neighborhoods.
Much of what has been innovative thus far at The New York Times can be classified as process or product innovation. Typically, a healty and growing company should be content with focusing 90 to 95 percent of its innovation dollars on such core business innovation and 5 percent or 10 percent on new business models, says Mark Johnson, chairman of strategic innovation consultancy Innosight. However, he adds, “The newspaper industry is in so much trouble at business model innovation is more important than ever.”
Now is a good-and bad-time for fostering such innovation. “You’ve got the leadership’s attention you need,” says Johnson. “But it’s harder in the sense that there’s an urgency to fix the financials, and being patient in the way you need to be for a new business model to unfold is a very difficult thing to do.”
The New York Times is focused on experimenting with a number of different initiatives, but Boston Scientific faces a much different challenge: how to foster innovation without risking the disclosure and leakage of very valuable intellectual property. And the company has turned to technology to help find the right mix of access and security.
Boston Scientific wants to tear down barriers that prevent product developers from accessing the research that went into its sucessful medical devices so that they can create new products faster. But making data too easy accessible could open the way to theft of information potentially worth millions or billion of dollars. It’s a clasic corporate data privacy problem.
 “The more info you give knowledge workers, the more effective they can be in creating a lot of value for the company,” says Boris Evelson, a principal analyst at Forrester. “This creates disclosure risk-that someone’s going to walk away with data and give it to competitor.”
This tension compels the $8 billion company to seek out software that allows the broader engineering community to share knowledge while managing access to product development data, says Jude Currier, cardiovascular knowledge management and innovation practices lead at Boston Scientific. “Active security is the way to address this problem,” Currier says.
That is, regularly monitor who’s accessing what, and adjust permission as business condition change.
Keeping the pipeline of new stents, pacemaker, and catheters fresh is especially important because heart-related item account for 80 percent of Boston Scientific’s sales. Over the past few years, engineers have been focused on quality system improvements, Currier says. Boston Scientific had inherited regulatory problems from acquisition it made during that timr. Now that those situations are addressed , the company is ready to reinvigorate internal innovation.
Boston Scientific is piloting invention Machine’s Gold fire software, which, Currier says, provides the right mix of openness and security for data. Before, Boston Scientific’s product developers worked in silos with limited access to research by colleagues on different product lines. Information was so locked down that even if scientists found something useful from a past project, they often didn’t have access to it. “We’re changing that.” Currier says.
Gold fire makes an automated workflow out of such tasks as analyzing markets and milking a company’s intellectual property. It combines internal company data with information from public sources, such as federal government databases.
Researchers can use the software to find connections among different sources, for instance by highlighting similar ideas. Engineers can use such analysis to get ideas for new products and begin to study their feasiblility. The goal is to have any engineer be able to access any other engineer’s research.
“The people in the trenches can’t wait for that day to arrive,” he says.
Athough the goal is more openness, not all data stay open forever. For example, as a project gets closer to the patent application stage, access the data about it is clipped to fewer people, Currier says.
He adds that since installing goldfire, patent applications are up compared to similar engineeting groups that do not use the Goldfire tool. “we have had to educate people that we aren’y throwing security out the window but making valuable knowledge available to the organization,” he says.

SOAL UTS

1.      Berdasarkan artikel tersebut, Media The New York Times melakukan sebuah tindakan kepada seluruh unit bisnisnya. Jelaskan bagaimanakah bentuk tindakannya? Analisislah bagaimana dampaknya terhadap perusahaan baik dari segi keuntungan maupun kekurangannya!

2.      Boston Scientific menghadapi tantangan dengan menyeimbangkan openness and sharing dengan keamaan dan kebutuhan pembatasan akses ke informasi. Bagaimana penggunaan teknologi yang dapat memungkinkan perusahaan untuk mencapai kedua tujuan tersebut pada waktu yang bersamaan? Perubahan apa sajakah yang dibutuhkan untuk menyukseskan tujuan tersebut? Analisalah serta kemukakan contoh kongkretnya!

3.      Peta penyewaan video yang dikembangkan oleh The New York Times dan Netflix grafis menampilkan film populer di seluruh lingkungan dari kota-kota besar di Amerika Serikat. Bagaimana Netflix menggunakan informasi ini untuk meningkatkan bisnis mereka? Dapatkah perusahaan pesaing dan sejenis seharusnya menyikapi hal ini? Berikan argumen dan analisamu serta kemukakan contoh kongkretnya!
JAWABAN

1.      The New York Times memilih untuk menyebarkan inovasi dukungan kelompok mereka sebagai sebuah layanan diseluruh unit bisnisnya.
Dari pernyataan Michael Zimbalist, wakil presiden R & D bahwa : “Peran kami adalah untuk mengakselerasi masukan kami ke platform baru dengan mengidentifikasi peluang, konseptualisasi, dan ide prototype,” artinya :
Dalam upaya untuk terus meningkatkan pelayanan, The New York Times mengambil strategi dengan mengembangkan inovasi secara bersama dengan seluruh anggota yang tergabung dalam unit bisnisnya.

Langkahnya dimulai dengan menyebarluaskan inovasi yang telah di gagas oleh perusahaan kepada seluruh anggota unit bisnisnya. Penyebaran inovasi ini di harapkan mendapatkan masukan dan timbal balik yang berguna dari para anggota unit bisnisnya, untuk selanjutnya di identifikasi peluang, konseptualisasi dan Ide prototype nya. Ini dilakukan oleh The New York Times sebagai langkah peningkatan pelayanan terhadap anggota unit bisnisnya tersebut.

Keuntungannya :
sejak The New York Times membuat software, keuntungannya adalah tidak ada investasi modal besar di muka seperti yang diucapkan Frons, “dimana hal ini memungkinkan kami untuk bereksperimen. Penekanan pada pengembangan yang cepat.” lanjutnya. Adapun keuntungan lainnya adalah Times Widget, sebuah platform pembuatan widget, pemenang kontes sebelumnya, seperti yang baru-baru ini diluncurkan oleh Times Wire. Frons mengucapkan “Kami sedang mencoba untuk memecahkan permasalahan-permasalahan spesifik dan memikirkan kemana bisnis akan bergerak,”. Dengan begitu Frons dapat berfokus pada kenaikan pendapatan, pemotongan biaya, dan meningkatkan efisiensi melalui proses perbaikan dan otomatisasi. Pengakuan peran para Karyawan dari bisnis unit The New York Times yang secara langsung dilibatkan dalam pengembangan bisnis untuk kemajuan bersama, dimana seluruh ide-ide ditampung sehingga kemampuan Sumber Daya Manusia bisa terjaga dan dikembangkan dengan baik. Ide-ide inovatif dari para anggota unit bisnisnya diubah menjadi kenyataaan, yang bisa berpotensi mendapatkan keuntungan pemotongan biaya, dan nilai jurnalistik yang baik. Karena tujuannya adalah membangun perangkat lunak/software, sehingga tidak ada investasi modal besar di awal, dan melakukan eksperimen yang penekanannya pada pengembangan yang cepat. Dengan demikian tercipta efisiensi proses yang terus menerus dan otomatisasi proses kerja dengan sistem informasi yang handal.

Kelemahan :
Informasi internal perusahaan dapat diakses oleh pihak luar dan membutuhkan kesabaran dalam pengembangannya, Adanya teknologi memungkinakn terjadinya pembagian data dengan keamanan yang terjamin. Akan tetapi perlu diiringi dengan perubahan budaya yang tepat sehingga data/informasi yang beredar dapat dipertanggungjawabkan karena penggunaan teknologi yang tidak bertanggungjawab dapat merugikan dirisendiri dan pihak lainnya. Proses pengambilan keputusan memakan waktu lebih lama sehingga perlu bersabar karena melibatkan seluruh unsur structural dalam organisasi The New York Time adalah “cara yang diperlukan untuk model bisnis baru untuk berkembang dengan hal yang sangat sulit untuk dilakukan.

2.      Boston Scientific harus menghilangkan “informasi silo”, mentalitas yang baik mereka dan merasakan nilai dalam berbagi informasi mereka dengan cara yang terkontrol dan dapat dipertanggung jawabkan. Perusahaan juga harus mempelajari teknologi baru dan memasukkan ke dalam proses sehari-hari mereka. Teknologi memungkinkan terciptanya keterbukaan akan suatu informasi dengan keamanan yang mumpuni. Suatu aplikasi dapat memonitor secara real time siapa saja yang mengakses informasi apa saja dan melakukan rekondisi terhadap situasi bisnis yang berubah – ubah. Dalam hal ini Boston Scientific menggunakan Goldfire sebagai aplikasi yang dapat menganalisa pasar dan memanfaatkan kekayaan intelektual perusahaan dengan mengkombinasikan data internal perusahaan dengan informasi publik. Untuk itu dibutuhkan suatu cultural changes untuk mencapai tujuan ini yaitu dengan merubah etika penggunaan data oleh pihak luar perusahaan. Salah satunya dengan menyampaikan dan menegaskan kesepakatan yang harus dipatuhi pihak luar ketika akan mengakses data. Selain itu harus ada kepercayaan dan komitmen dari kedua belah pihak untuk saling menghormati dalam penggunaan informasi melalui teknologi informasi. Jika ada pelanggaran oleh salah satu pihak maka dapat dilakukan  melalui jalur hukum dalam penyelesaiannya. Secara umum cultural changes ini lebih penting dibandingkan dengan teknolgi itu sendiri. Penggunaan informasi teknologi yang tidak bertanggung jawab dapat merugikan banyak pihak, tidak hanya perusahaan itu sendiri tapi berimbas pada masyarakat luas.
Contohnya : dalam hal ini jika melakukan pengembangan aplikasi dengan pihak luar perlu ditegaskan bahwa informasi yang didapat dari perusahaan merupakan rahasia dan tidak bisa dipergunakan secara bebas. Para pengembang di perusahaan TI besar seperti Google dan Microsoft harus mampu menjaga kerahasiaan perusahaan karena mereka merupakan inti dari perusahaan tersebut dan memiliki keterbatasan dalam membicarakan perusahaannya.
                                                                                                                                        
3.      The New York Times telah meluncurkan peta interaktif yang menunjukkan rental Netflix yang terkenal diseluruh 12 area kota besar US: New York, San Fransisco/Area teluk, Boston, Chicago, Washington, Los Angeles, Seattle, Minneapolis, Denver, Atlanta, Dallas, dan Miami. Untuk membuat peta, The New York Times bekerja sama dengan Netflix. Peta merupakan database grafik dari 100 film Netflix yang paling banyak disewa tahun 2009 yang diletakkan di atas peta. Anda dapat mengeksplorasi secara grafik film Netflix utama tahun 2009 berdasarkan tiga kriteria: film yang dibenci atau dicintai oleh para kritikus, daftar huruf alfabet dan paling banyak disewa. Sebagai contoh, pilih yang paling banyak disewa, dan ketika kita menempatkan mouse diatas Zip Code, sebuah jendela baru muncul menunjuk kepada anda rental utama Netflix pada daerah spesifik. Informasi ini tentu sangat berguna bagi Nefflix dalam mengambil keputusan. Netflix bisa menggunakan data ini untuk mengidentifikasi afinitas antara film dan memastikan bahwa pusat distribusi regional secara tepat ditebar untuk memenuhi permintaan yang diantisipasi. Perusahaan selain Netflix dapat mengambil keuntungan dari informasi tersebtu seperti perusahaan penyedia film yaitu bioskop, penjual film, dan penyewa film. Mereka dapat mengetahui selera pasar sehingga dapat menenukan film apa saja yang sebaiknya diputar, dijual, atau disewakan pada suatu daerah. Produesen film melalui peta interaktif ini dapat menentukan jenis film yang paling banyak diminati pada suatu daerah sehingga mereka tidak perlu mengeluarkan biaya ekstra dalam menentukan selera pasar dan menghindari memproduksi film yang kurang diminati pasar.




NAMA                       : ROBBIGHFIRLI HANIFAN
NPM                           : 15.61201.002238
SEMESTER              : 6 (ENAM)
KELOMPOK            : 2 (DUA)
KELAS                      : MALAM
ALAMAT BLOG     : https://lilyhanifan.blogspot.co.id/



PASURUAN, 26 APRIL 2018


      
                PENULIS




Jumat, 20 April 2018

MATA NAJWA (SIASAT BEREBUT ISTANA)

Ketua Umum PPP M. Romahurmuziy menyebut sejumlah pertemuan terjadi antara Jokowi-Prabowo. Menurutnya, pertemuan itu untuk membicarakan jalan tengah untuk menurunkan suhu politik yang makin panas. Salah satu isi pertemuan koalisi pasangan Jokowi-Prabowo di Pilpres 2019.
Tapi cerita ini dibantah Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono. Gerindra sudah menetapkan Prabowo Subianto sebagai capres 2019.
    
Ketua Umum PPP M. Romahurmuziy menyebut sejumlah pertemuan terjadi antara Jokowi-Prabowo. Menurutnya, pertemuan itu untuk membicarakan jalan tengah untuk menurunkan suhu politik yang makin panas. Salah satu isi pertemuan koalisi pasangan Jokowi-Prabowo di Pilpres 2019.
Tapi cerita ini dibantah Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono. Gerindra sudah menetapkan Prabowo Subianto sebagai capres 2019.

Prabowo Subianto akhirnya nyatakan menerima mandat partai untuk maju di Pilpres 2019. Namun akan kah "rematch" Jokowi-Prabowo ini menghasilkan koalisi yang sama seperti Pemilu 2014?
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, "PKS pasti bersama Gerindra."

Sekjen PAN Eddy Soeparno, "Sampai hari ini kami masih bersama pemerintah (Jokowi)."

Ketua Umum PPP Romahurmuziy, "Jokowi sulit dikalahkan, karena adanya pembuktian tingkat pertumbuhan ekonomi yang membaik."

Sementara pengamat politik Hanta Yudha menilai, "Pernyataan Prabowo Subianto masih dinamis." Bisa saja Prabowo tidak maju dalam Pilpres 2019.

Adu argumen terjadi di meja Mata Najwa soal kaos bertuliskan #2019GantiPresiden . Partai oposisi menganggap kaos ini bikin panik Presiden Jokowi terlihat dari respon Jokowi atas hastag yang tersebar di media sosial ini.

Tapi reaksi Jokowi ini dibela oleh Ketua DPP Golkar, Ace Hasan Syadzly. Menurutnya reaksi Jokowi terhadap #2019GantiPresiden tidak serius. Itu sekadar candaan saja.

Politisi PDI Perjuangan Adian Napitupulu nyeletuk, "Kaosnya sudah muncul, tapi orang (capres)-nya tak muncul-muncul."

Pengamat politik dari Poltracking Indonesia, Hanta Yudha menikai perang retorika jelang Pilpres sah-sah saja, termasuk kampanye #2019GantiPresiden vs #OgahGantiPresiden2019. Sebab saat ini memang waktunya untuk memperebutkan suara dari masyarakat.

Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais mengeluarkan pernyataan kontroversial tentang partai setan. Pernyataan ini yang membuatnya dilaporkan oleh Ormas Cyber Indonesia ke kepolisian karena dianggap meresahkan dan bisa memecah belah bangsa.

Sekretaris Jenderal PAN, Eddy Soeparno masih mempertanyakan sumber berita. Lebih lanjut, Eddy mengatakan itu merupakan bahasa simbolik karena tak ada pihak yang dituding.

"Ini tausiyah tak ada muatan politik di dalamnya."
Selain itu, Eddy juga mengatakan Amien sangat vokal sejak era reformasi. Menurutnya, pernyataan Amien Rais ini sudah dipolitisasi dan menjadi heboh di masyarakat.

Di pihak lain, Ketua DPP Golkar, Ace Hasan Syadzily mengatakan agar tokoh sekelas Amien Rais perlu menjaga kata-kata ketika berhadapan dengan publik.

"Jangan menimbulkan pemahaman yang macam-macam. Kita harus menghindari politisasi isu SARA."

Tabloid Obor Rakyat sempat menjadi perbincangan pada Pilpres 2014 silam. Media ini dituduh menyebarkan berita bohong dan ujaran kebencian.

Ketua Umum PPP M. Romahurmuziy mengaku pernah ditawarkan untuk menyunting informasi-informasi di media tersebut. Tapi politisi yang akrab dipanggil Romi ini menolaknya.

Menurut Romi kampanye hitam bisa saja dilakukan di Pilpres 2019 mendatang. Isu yang dimainkan antara lain soal komunisme.
Tapi dia mengingatkan agar semua kubu menjaga kontestasi ini dengan damai.

Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono mengatakan saat hoax soal komunisme menyebar di Pilpres 2014 Prabowo meresponnya. Kata dia, Prabowo tidak suka dan marah besar dengan penyebaran isu komunisme lewat Obor Rakyat.

"Prabowo tak suka, dia tahu dan marah besar. Dia tidak mau."
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera tidak menyangkal adanya kepercayaan masyarakat dengan isu komunisme. Kata dia, hal ini bisa ditunjukkan dalam kebijakan pemerintah.

"Tapi kami tak mau bahas itu, karena debatable."
Hal lain yang menjadi perdebatan adalah kebijakan Tenaga Kerja Asing. Kebijakan ini dianggap memudahkan tenaga kerja dari luar negeri, khususnya Cina, untuk bekerja di Indonesia.
Namun politisi PDI Perjuangan Adian Napitupulu serta merta mendebat, "Ini soal tenaga kerja asing atau tenaga kerja Cina? Jangan dipersepsikan demikian dong."

Anti-Islam
Pro-komunis
Pro-RRC

Tiga stigma yang ditudingkan pada Jokowi, menurut Ketua Umum PPP Romahurmuziy.
"Padahal kenyataannya tidak seperti itu. Jokowi dinyatakan tidak merangkul kelompok 212, tapi nyatanya Jokowi sholat bersama kelompok 212 ketika mereka berdemo."

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mendebatnya. "Kami selalu siap bila diundang ke istana."
Perang retorika dan stigma menjadi bahasan para narasumber Mata Najwa.



Jumat, 13 April 2018

MATA NAJWA (AMUK MASSA)


Aksi main hakim sendiri menjadi ironi di tengah status Indonesia sebagai negara hukum. Bahkan kasus main hakim sendiri tak hanya sekali dua kali terjadi di negeri ini. Kerap para korban amuk massa diadili ramai-ramai tanpa dikonfirmasi atau kesempatan membela diri. Sepanjang tahun 2014-2015 tercatat ada 4.660 kasus main hakim sendiri, dengan rata-rata 6 kematian per minggu.

Hukum harus ditegakkan, pelaku atau aktor intelektual harus diadili jika ingin memutus mata rantai aksi main hakim sendiri.

“Ini adalah tindakan kriminalitas, ini bukan fenomena sosial, karena kalau disebut fenomena sosial, ini akan menjadi alasan bagi banyak pihak untuk mengatakan bahwa saya bebas dari perilaku ini, karena saya juga adalah korban dari ketidakadilan, dan sebagainya.” Pengamat sosial, Devie Rahmawati.

~*~
Peristiwa amuk massa di Cikupa, Tangerang pada 11 November 2017, menjadi sebuah peristiwa pahit yang sulit dihapus dari ingatan M dan R.

R mengisahkan, sebelum peristiwa Cikupa terjadi, hubungannya dengan M telah terjalin sekitar 1,5 tahun, “saat ini kami sudah menikah, kami pacaran 1,5 tahun dan memang sudah merencanakan pernikahan.” Tutur R.

Saat peristiwa amuk massa di Cikupa, M mengaku baru tinggal di daerah tersebut selama 2 minggu. “Karena baru 2 minggu, belum kenal siapa-siapa dan belum sempat sosialisasi.

Sementara R mengaku, cukup jarang singgah ke kontrakan M. Pada Sabtu malam (11/11/2017), R datang untuk mengantarkan makanan ke kontrakan M, “Saya waktu itu membawa nasi dan telur dadar, masak sendiri dari rumah. Dan pada saat itu ada orang datang mengetuk pintu.”

Hingga pada sabtu malam M dan R digerebek warga, mereka dituduh berbuat asusila bahkan mereka dipaksa telanjang hingga video peristiwa ini viral di media sosial.

Akibat peristiwa tersebut, kondisi psikologis mereka terpukul dan harus menjalani konseling hingga saat ini. “Saya belum kembali bekerja.” ungkap R, “masih ingin tenang di rumah, belum ada aktivitas yang kami lakukan. Masih didampingi terus oleh pihak kepolisian.” M korban amuk massa.

Polisi menetapkan 6 orang tersangka, yang saat ini telah diadili dan menanti vonis pada 12 April 2018. Ironisnya, diantara 6 tersangka ini adalah ketua RT dan ketua RW setempat, yang diduga sebagai aktor intelektual dibalik peristiwa amuk massa.

Kapolresta Tangerang AKBP HM Sabilul Alif, menjelaskan kronologi kejadian berdasarkan hasil penyidikan, bahwa ketua RT menggedor pintu kontrakan M, menuding M dan R telah melakukan perbuatan asusila, dan melakukan aksi main hakim sendiri.

“Motif ketua RT itu karena mau ada sanksi sosial, karena dia merasa seorang tokoh yang punya wewenang untuk memberikan sanksi.” ungkap AKBP HM Sabilul Alif.

Mengalami perlakukan kasar dan tudingan yang mempermalukan, keluarga korban M dan R menyerahkan ganjaran atas para pelaku pada hukum yang berlaku.

“Saya serahkan ke polisi dan pengadilan untuk hukum, saya mau yang setimpal saja, Kalau bisa cukup ini saja kejadian persekusi ini di Indonesia, ke depan jangan ada lagi. Negara kita kan negara hukum, semua ada aturannya.” ungkap N ayah korban R.
~*~
1 Agustus 2017 menjadi hari yang tragis bagi Muhammad Al Zahra atau yang akrab disapa Zoya. Dituduh mencuri amplifier atau pengeras suara di sebuah mushala, di kawasan Babelan, Bekasi, Jawa Barat, Zoya tewas dihakimi massa.

Siti Zubaidah, istri Zoya mengaku tak menyangka suaminya melakukan tindak pidana. Di mata Zubaidah, Zoya dikenal sebagai sosok suami yang bertanggung jawab dan pekerja keras. Kematian Zoya menjadi pukulan berat bagi keluarganya.

Zubaidah dan buah hati yang kini kehilangan tulang punggung keluarga hanya bisa bertanya, kenapa massa tega menghabisi nyawa suaminya?
Ditinggal sang suami yang tewas dihakimi massa, meninggalkan kesedihan mendalam bagi Zubaidah. Ia kini harus berjuang sendiri membesarkan seorang anaknya. “Saya sulit menjelaskan kepergian suami kepada anak saya, biasanya suami saya sering salat bareng bersama anak saya, itu yang sering ditanyakan anak saya.”

Namun Zubaidah tak mau larut dalam kesedihan. Hidup terus berjalan, dan motivasi untuk membesarkan buah hatinya menguatkan Zubaidah menghadapi cobaan. Zubaidah hanya berharap, aksi main hakim sendiri di negeri ini tak lagi terulang.

“Saya berharap agar tidak ada kasus main hakim sendiri lagi sampai menghilangkan nyawa seseorang. Cukup keluarga saya saja.”

~*~
Harga sebuah rokok elektrik atau vape harus dibayar dengan nyawa.
Abi Qowi Suparto, pemuda 22 tahun, tewas akibat pendarahan otak setelah dianiaya beramai-ramai, karena dituduh mencuri vape.

Rosani Nina Sari, Ibunda Abi terpukul mengetahui kenyataan anaknya tewas dianiaya. “Saat ini saya belum bisa pulang ke rumah, aku masih belum kuat, aku masih mengingat aku punya anak satu yang masih belum tuntas, yang harusnya masih harus aku urus.”

Keluarga tidak tahu tentang kasus pencurian yang dituduhkan pada anaknya, kabar pertama diterima saat Abi telah dalam kondisi kritis.
“Pertama aku tidak tahu anakku diduga mencuri vape, malam tanggal 28 ayahnya mendapat telepon memberitahukan Abi dalam kondisi kritis.”
Mengetahui fakta bahwa Abi tewas dianiaya, keluarga menuntut keadilan dengan menempuh jalur hukum.

“Sebenarnya saya sudah mengikhlaskan, tapi 2 hari setelah acara tahlilan, datang temennya Abi menunjukan video penganiayaan Abi, keponakanku telepon ke abangnya, bilang ini tidak bisa dibiarkan, harus dilaporkan ke polisi, nanti banyak peristiwa seperti Abi lagi.” Kata Rosani, Ibu Abi, korban aksi main hakim sendiri.

Saat ini 5 pelaku penganiayaan atas Abi telah diadili di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, sementara 1 orang terduga pelaku lainnya masih buron.




Jumat, 06 April 2018

MATA NAJWA (MUSLIHAT BISNIS UMRAH)


Dalam setahun 160.000 orang menjadi korban bisnis umrah. Total uang yang ditilap dari korban mencapai lebih dari 3 triliun rupiah.
Dugaan penipuan travel Amanah Bersama Ummat Tours atau Abu Tours yang paling akhir terjadi misalnya melibatkan uang korban hingga Rp 1,8 triliun.

Salah satunya seorang tukang becak usia 64 tahun yang sangat sekali ingin pergi ke tanah suci. Ia memaksa diri menabung dari nafkah Rp 50.000 per hari selama 8 tahun. Namun semuanya kandas. Gagal umrah, uang Rp 16 juta pun melayang.

Permasalahan tak hanya dihadapi calon jemaah Abu Tours yang berjuang untuk berangkat ke tanah suci. Yang telah diberangkatkan pun mengalami beragam permasalahan. Ditelantarkan tanpa kejelasan.
Muhammad Syahban Munawir, korban Abu Tours sempat terlantar.
Sesampainya di Bandara King Abdul Azis, ia terlunta-lunta, tak ada pihak Abu Tours yang menjemput. Ia harus berkeliling di Madinah untuk mencari hotel.

Salah satu agen travel Abu Tours menyatakan penyesalannya. Sambil menitikkan air mata, katanya, "Jemaah saya mayoritas orang-orang tidak mampu, yang pasrah. Ini menjadi beban moral bagi saya."

Pernyataan ini ditanggapi tukang becak calon jemaah, korban Abu Tours, "Saya pasrah, sabar saja, karena bukan saya saja yg mengalami hal ini, yang senasib dengan saya."

Setahun berlalu, nasib para korban travel umrah First Travel masih tidak ada kepastian. Anak korban First Travel menuturkan, "Pertama kali saya membayar Rp 17 juta untuk ibu saya dan telah menunggu selama setahun, sejak Desember 2016 hingga Januari 2017.”

“Ibu saya sudah dijadwalkan diberangkatkan. Ibu saya sudah datang ke Jakarta dari kampung, tapi malah dibatalkan. Itu yg membuat sakit hati."

"Pada tanggal 2 April saya diminta tambah Rp 2,5 juta untuk bisa diberangkatkan, ternyata saat ramadan 2017, kembali batal berangkat."

"Masalahnya saya yang mengurus proses pemberangkatan untuk ibu dan keluarga saya sehingga jadi beban moral bagi saya."

"Ibu saya meninggal 24 Agustus 2017, dalam penantian, tanpa berhasil berangkat ke tanah suci."

Menteri Agama menanggapi, "Kisah para korban umrah murah ini membuat geram."

Lebih lanjut Menteri Agama menyatakan, "Sejak peristiwa First Travel, kami betul2 perketat regulasi dan pengawasan. Selama ini kami merasa baik2 saja, namun sejak 4 tahun terakhir mulai muncul masalah umrah karena meningkatnya animo jemaah umrah."

Modus perusahaan travel yang bermasalah yaitu menawarkan perjalanan umrah dengan biaya murah berkisar Rp14-15 juta, dengan kedok harga promo.

Polri mengungkap, "Ketika kita sidik kasus First travel, dana yang ada dalam rekening perusahaan sangat menyedihkan, hanya ditemukan uang Rp 1 juta."

"Jualan umrah murah jadi beban perusahaan tersebut hingga perusahaan gagal memberangkatkan. Nasib jemaah yg belum berangkat tergantung pendaftar jemaah baru,"jelas Wakil Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Kombes Panca Putra.

Sementara anggota DPR Arteria Dahlan menuturkan," Saat saya di komisi VIII, saya mendengar statemen orang Kementerian Agama yang menyalahkan jemaah karena tergiur harga murah. Ini membuat geram."
"Dalam rapat di DPR beberapa waktu lalu, saya sudah berusaha sopan, berusaha santun, tapi saya terlalu geram untuk menahan kata-kata itu," lanjut Arteria Dahlan.

Pernyataan anggota DPR ini ditanggapi Menteri Agama," Kasus ini harus kita lihat secara komprehensif, ini seperti fenomena gunung es. Umrah ini kan urusan masyarakat, namun memang masalah regulasi menjadi persoalan."

YLKI menambahkan,"Ini masalah dari hulu dan hilir. Pemberian ijin terlalu jor-joran diberikan tapi seleksinya dan kriterianya tidak jelas. Padahal ini ceruk pasar yg sangat menggiurkan, sehingga sangat mungkin ada pihak-pihak yang ingin meraup untung."

Penipuan umrah murah masih terus marak terjadi, bahkan dilakukan biro travel umrah berizin. Fakta ini memicu perdebatan antara Menteri Agama dan anggota DPR Arteria Dahlan.

"Justru karena sudah berizin, membuat korban semakin banyak karena tak menaruh kecurigaan. Jadi masalahnya ada di regulasi penerbitan izinnya. Kasih warning dong ke konsumen, blacklist travel yg menawarkan harga di bawah batas bawah, " kata Arteria Dahlan.

Dijawab Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin," Jangan hanya berargumen dan melontarkan tudingan. Regulasi itu ada, tapi kita baru tahu ada persoalan setelah ada kejadian wanprestasi. Awalnya kan dengan Rp 15 juta jemaah tetap bisa diberangkatkan. Baru belakangan diketahui merekan menggunakan skema ponzi setelah muncul persoalan. Sekarang kita sudah perketat regulasi, harga minimum ditetapkan 20jt, jadwal tunggu maksimal 3-6 bulan."

Arteria Dahlan masih mempertanyakan, "Kok kejadian di tahun 2016 baru dicabut 2017. Seperti First Travel kan sudah kita sounding sejak setahun yg lalu, tapi tidak segera ditangani."

Total ratusan ribu calon jemaah umrah gagal berangkat, dana yang mereka setor pun melayang. YLKI melihat respon pemerintah sangat lamban dalam menghadapi kasus umrah murah. Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi menyatakan, "Kalau sekarang memperketat regulasi, itu belum menyentuh substansi masalahnya. Itu hanya menyentuh kulit-kulitnya saja."

Sementara Menteri Agama menyatakan, "Kontrol lebih sulit, karena ternyata ada perusahaan, seperti First Travel, yang tak tergabung ke asosiasi."

Sekjen Asosiasi Penyelenggara Haji dan Umrah Firman M. Nur menyatakan, "Perlu kecerdasan dari semua pihak, kita harus pastikan biro tersebut berizin, dan cek rasionalitas harga yg ditawarkan. Sistem MLM dan skema ponzi tidak boleh diterapkan di bisnis travel umrah."