Ketika bangun
tidur, ponsel merupakan sesuatu yang tak bisa lepas untuk dicari. Kebutuhan
pekerjaan, komunikasi, membuat status baru untuk eksis di media sosial, belanja
sampai cari pasangan semua berada dalam genggaman.
Sebuah situs internasional
allaccess.com merilis dalam 60 detik tiap hari rata-rata manusia di seluruh
dunia bisa membuat puluhan jutaan pesan melalui ponsel.
Mulai membuat unggahan hingga 480
ribu status twitter, 174 ribu untuk menggeser gambar di Instagram, mengirim 38
juta pesan whatsapp, 18 juta pesan SMS terkirim, 973 ribu login ke Facebook,
4,3 juta menonton video di YouTube hingga 3,7 juta melakukan pencarian di
google dan 3,7 juta mengirim email, serta 1,1 juta pesan mencari pasangan di
Tinder.
Gibran
Rakabuming Raka, Pengusaha Muda sekaligus putra sulung Presiden Joko Widodo bersama
adiknya, Kaesang Pangerap, Gibran meluncurkan aplikasi kuliner bernama
Madhang.id. Konsepnya menawarkan makanan rumahan dengan koki ibu-ibu rumah
tangga.
Selain itu,
ia juga ikut bermain dalam bisnis permainan papan (Board Game). Isinya, mainan
yang mengangkat budaya asli Indonesia.
Kreativitasnya untuk memanfaatkan
internet tidak sampai situ. Ia juga pernah membuat kaos bergambar Menteri
Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti dengan tulisan ‘Tenggelamkan’. Kaos
ini kemudian ia dagangkan.
“Saya nge-fans banget sama Bu Susi,
jadi bikin kaosnya atas seizin Bu Susi juga,” kata Gibran.
Hal ini mendapat respon langsung
dari Susi Pudjiastuti. “Bangga juga, apalagi putra pak presiden. Yang tidak
menghargai penenggelaman kapal, saya tenggelamkan. Penenggelaman di sini
patriotik untuk negara. Kalau anak muda punya semangat patriotisme untuk
negara, bagus,” katanya di tempat terpisah.
Ia mulai
menekuni kuliner berbasis aplikasi bernama Madhang.id. “Untuk Madhang, ini
usaha pertama saya yang bergerak di bidang IT. Tapi masih belajar juga,”
katanya
Madhang adalah aplikasi berbasis
android ruang bisnis bagi ibu-ibu rumah tangga untuk bisa menjual makanan yang
dimasak di rumah ke masyarakat luas.
Selain itu, Gibran juga sedang
menggarap aplikasi lain bernama Kerjaholic. “Itu belum di-launching. Tapi
intinya, aplikasi ini menghubungkan yang mencari kerja dan yang membutuhkan
pekerjaan,” katanya.
Sementara itu, bisnis Markobar-nya
akan go internasional. “Lagi mengurus izin usaha di Manila. Orang sana senang
yang manis-manis,” katanya. Markobar sendiri sudah memiliki 35 cabang di
Indonesia.
Seperti pebisnis yang lain, Gibran
juga merasa tersaingi dengan peniruan ide-ide dalam berbisnis yang terkait
dengan digital. “Itu biasa, bisnis seperti itu. Merasa tersaingi, tapi
memotivasi juga,” katanya.
Perusahaan
GoJek bisa dibilang sebagai perusahaan aplikasi transportasi yang cukup
berkembang pesat di Indonesia. Awal dibuat pada 2010 silam, perusahaan ini
hanya terdiri dari 10 karyawan dan 20 pengemudi sepeda motor.
Tapi hari ini, perusahaan berbasis
aplikasi ini sudah tersebar di 100 kota-kota besar di Indonesia dengan jumlah
pengemudi sepeda motor dan mobil sebanyak 1 juta orang.
“Di Papua saja yang belum. Mungkin
sebentar lagi,” kata Nadiem Makarim, Pendiri GoJek.
Saat ini orang yang mengunduh
aplikasi GoJek sudah mencapai 10 juta orang. Fitur di GoJek juga terus
bertambah.
“Sama sekali tidak membayangkan
akan sebesar ini. Respon masyarakat dari layanan ini juga tidak nyangka. Dan
sebentar lagi GoJek juga akan keluar dari Indonesia,” lanjut Nadiem.
Menurutnya, meskipun telah
memberikan sumbangan Rp 8,2 triliun/tahun untuk perekonomian di Indonesia dan
memiliki 1 juta partner, perusahaannya selalu merasa kecil. “Karena kita harus
gesit. Nggak bisa punya mindset seperti perusahaan besar,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, dengan
merasa seperti perusahaan kecil, akan lebih rileks menghadapi persoalan bisnis
seperti kompetisi. “Yang penting punya sensitifitas terhadap kompetisi dan
selalu berinovasi. Tak boleh lengah,” kata Nadiem.
Pendiri
GoJek, Nadiem Makarim bercerita tentang kesuksesan perusahaannya. Menurutnya
era digital menuntut orang atau lembaga untuk berkolaborasi. “Pemikiran
dia itu harus kolaboratif,” katanya.
Hal yang diperlukan untuk
membesarkan perusahaannya bukan berasal dari kesuksesan individu melainkan
kesuksesan tim. “Yang keluar dari GoJek itu karena nggak bisa kolaborasi,” kata
Nadiem.
Membesarkan GoJek bukan tanpa
tantangan. Belum lama ini pengemudi GoJek melakukan aksi demonstrasi menuntut
tarif yang layak dan manusiawi.
Kata Nadiem, persoalan ini bukan
hal baru yang dia hadapi. Persoalan ini rumit, karena harus mencari titik
keseimbangan antara kepentingan pengemudi dan konsumen. “Itu sulit kita capai
keseimbangan,” lanjutnya.
Kunci untuk menangani hal itu
adalah komunikasi. Nadiem biasa menggunakan aplikasi GoJek untuk keperluan
transportasi sehari-hari. “Banyak yang curhat, mulai dari susah dapat orderan
sampai susah dapat bonus,” katanya.
Tapi tak semua curhatan dari
pengemudi bernada negatif. “Ada juga driver yang bilang, Alhamdulillah karena
jadi driver sekarang anak saya bisa masuk kuliah, masuk S1,” kata Nadiem.
Kesempatan menggunakan GoJek dalam
kehidupan sehari-hari ini dimanfaatkan untuk menjaring aspirasi. “Jadi saya
suka banget berinteraksi dengan mereka, karena satu cara untuk bisa mengetahui
apa yang terjadi di lapangan,” tambah Nadiem.
Dua calon
gubernur Jawa Tengah yang tengah bersaing dalam pemilihan kepala daerah, Ganjar
Pranowo dan Sudirman Said mengaku memanfaatkan media sosial untuk mendapatkan
simpati dari masyarakat.
Menurut
Ganjar Pranowo, media sosial bisa digunakan untuk ruang partisipasi masyarakat
terhadap pembangunan daerah. Hal ini bisa diterapkan melalui laporan-laporan
dari masyarakat langsung ke kepala daerahnya. “Ada yang lapor jalan bolong. Ada
yang lapor ada pungli. Ada yang lapor antrean rumah sakit panjang. Sebenarnya
itu satu partisipasi. Yang kedua mereka mau aktif melaporkan dan kita merespon.
Kalau kita mikirnya positif, itu barang (media sosial) bagus,” katanya.
Sementara itu, Sudirman Said
menilai media sosial lebih banyak manfaatnya dibandingkan dengan keburukannya.
Kebaikan itu akan terekam dengan baik. “Kita tak bisa menghapus jejak digital
karena itu kita gunakan untuk sesuatu yang memberi manfaat, ini juga bisa kita
kerjakan di Jawa Tengah dan Republik,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar